Kita sebagai seorang mahasiswa tentu hampir di setiap
mata kuliahnya selalu dihadapkan dengan teori. Banyak mahasiswa yang takut dan
males berhadapan dengan teori dengan alasan yang pertama penjalasannya ribet
dan muter-muter, dan yang kedua banyak menggunakan istilah-istilah yang susah
di mengerti dan jarang kita dengar dalam kehidupan sehari-hari, atau bahkan
mungkin belum pernah. Padahal teori itu penting bagi kita para lulusan sarjana.
Kok bisa? Iya, menguasai ilmu yang kita pelajari itu penting, karena tidak
mungkin bukan, seorang
lulusan sarjana pendidikan matematika tidak mengerti tentang geometri? Atau
seorang sarjana filsafat tidak mengenal Plato?
Begitu juga kita mahasiswa program studi Komunikasi,
Sosiologi, dan Hubungan Internasional di universitas tercinta kita Satya
Wacana. Teori-teori yang dipelajari oleh teman-teman komunikasi juga berasal
dari teori-teori sosiologi, begitu juga sebaliknya. Karena teori sosial
bersifat interdisipliner, yang artinya tidak berdiri sendiri dan sering kali meminjam dari disiplin ilmu yang
lain seperti psikologi dan bahkan filsafat. Sering kita tidak sadar bahwa
fenomena sehari-hari dapat dijelaskan oleh teori.
Misalkan jika kita mempelajari Teori Kemungkinan Elaborasi, kita akan tahu bahwa ternyata manusia
itu punya kecenderungan melihat siapa yang mengatakan, ketimbang apa yang di
katakan. Contohnya adalah bahwa kita cenderung lebih mendengarkan dan
mempercayai apa yang dikatakan oleh ahli dan para pakar ketimbang orang-orang
biasa. Kita mempercayai apapun yang dikemukakannya tidak peduli apakah masuk
akal atau tidak, karena kita percaya kepada kredibilitasnya. Dan kita juga
cenderung lebih percaya pada perkataan orang-orang yang disukai. Nah, jika kita
sudah mempelajari teori tersebut, kita dapat mengambil pelajaran bahwa kita
harus bersikap bijak dan kritis dalam memberikan penilaian pada setiap
informasi dan pesan yang diterima tanpa memandang siapa yang berbicara.
Kemudian ada juga Teori
Kebohongan Interpersonal dimana kita di ajak untuk mengerti mengapa manusia
bisa berperilaku bohong. Biller dan Burgoon, dua orang peneliti memberitahu
kita bagaimana mengetahui tanda-tanda kebohongan yang dilihat pada perilaku
verbal dan non-verbal.
Teori
Pengurangan Ketidakpastian membahas rasa ketidaknyamanan
individu ketika bertemu dengan orang asing. Di teori tersebut dibahas bahwa
ketika orang asing bertemu, perhatian
utama mereka adalah unuk mengurangi keadaan yang tidak mengenakkan. Jadi,
ketika kita bertemu dengan orang asing, kita akan berusaha agar orang tersebut
dalam kondisi yang nyaman ketika berkomunikasi dengan kita.
Kita akan mengerti pentingnya makna bagi perilaku
manusia dan hubungan antara individu dengan masyarakat dengan mempalajari Teori Interaksi Simbolik. Individu
berinteraksi dengan lingkungannya berdasarkan makna yang diberikan pada orang,
benda dan peristiwa. Contohnya kita jadi takut jika melihat orang bertopeng
hitam yang membawa karung tebal keluar dari sebuah bank. Itu karena lingkungan
sosial memberikan makna kepada orang dengan topeng hitam adalah penjahat atau pembunuh. Dalam arti
lain adalah ketika orang-orang memiliki interpretasi yang sama mengenai simbol
‘topeng hitam’ yang mereka pertukarkan dalam interaksi. Teori ini baik bagi
kita yang ingin mendalami lebih lanjut tentang proses komunikasi dalam hal
penyamaan makna.
Jadi sebenarnnya jika kita niat untuk belajar, teori
di atas menyenangkan karena dapat di analisis dan di aplikasi dalam kehidupan
sehari-hari. Jangan takut untuk bertanya kepada dosen jika kesulitan dalam
mengerti penjelasaan atau bahan bacaan. Kita bertanya kepada dosen tidak hanya
di dalam perkuliahan, tapi juga di luar perkuliahan. Ajak teman-teman, kakak
tingkat, atau dosen yang lain untuk mendiskusikan teori-teori yang telah dan
akan dipelajari, agar bisa saling tahu. Seringlah membaca buku, karena buku
menjadi bahan materi tambahan. Terutama jika dibaca sebelum pertemuan agar kita sudah
menangkap terlebih dahulu apa yang akan di sampaikan dosen. Selamat belajar dan
Tuhan memberkati! (Bima Satria Putra)
Sumber Pustaka:
1. Marissan, M.A, Psikologi
Komunikasi, Ghalia Indonesia, 2010
2. Drs. Jalaluddin Rakhmat, Psikologi
Komunikasi, Remaja Rosdakarya, 2003
3. West, Richard., Lynn H. Turner
Pengantar Teori Komunikasi : Analisis dan Aplikasi buku 1, Penerbit Salemba
Humanika, 2009
4. West, Richard., Lynn H. Turner
Pengantar Teori Komunikasi : Analisis dan Aplikasi buku 2, Penerbit Salemba
Humanika, 2010
No comments:
Post a Comment