Search

Kita Keluarga Sekarang dan Selamanya!

Teori? Siapa Takut!

Monday, January 27, 2014




Kita sebagai seorang mahasiswa tentu hampir di setiap mata kuliahnya selalu dihadapkan dengan teori. Banyak mahasiswa yang takut dan males berhadapan dengan teori dengan alasan yang pertama penjalasannya ribet dan muter-muter, dan yang kedua banyak menggunakan istilah-istilah yang susah di mengerti dan jarang kita dengar dalam kehidupan sehari-hari, atau bahkan mungkin belum pernah. Padahal teori itu penting bagi kita para lulusan sarjana. Kok bisa? Iya, menguasai ilmu yang kita pelajari itu penting, karena tidak mungkin bukan, seorang lulusan sarjana pendidikan matematika tidak mengerti tentang geometri? Atau seorang sarjana filsafat tidak mengenal Plato?



Begitu juga kita mahasiswa program studi Komunikasi, Sosiologi, dan Hubungan Internasional di universitas tercinta kita Satya Wacana. Teori-teori yang dipelajari oleh teman-teman komunikasi juga berasal dari teori-teori sosiologi, begitu juga sebaliknya. Karena teori sosial bersifat interdisipliner, yang artinya tidak berdiri sendiri dan sering kali meminjam dari disiplin ilmu yang lain seperti psikologi dan bahkan filsafat. Sering kita tidak sadar bahwa fenomena sehari-hari dapat dijelaskan oleh teori.

Misalkan jika kita mempelajari Teori Kemungkinan Elaborasi, kita akan tahu bahwa ternyata manusia itu punya kecenderungan melihat siapa yang mengatakan, ketimbang apa yang di katakan. Contohnya adalah bahwa kita cenderung lebih mendengarkan dan mempercayai apa yang dikatakan oleh ahli dan para pakar ketimbang orang-orang biasa. Kita mempercayai apapun yang dikemukakannya tidak peduli apakah masuk akal atau tidak, karena kita percaya kepada kredibilitasnya. Dan kita juga cenderung lebih percaya pada perkataan orang-orang yang disukai. Nah, jika kita sudah mempelajari teori tersebut, kita dapat mengambil pelajaran bahwa kita harus bersikap bijak dan kritis dalam memberikan penilaian pada setiap informasi dan pesan yang diterima tanpa memandang siapa yang berbicara.

Kemudian ada juga Teori Kebohongan Interpersonal dimana kita di ajak untuk mengerti mengapa manusia bisa berperilaku bohong. Biller dan Burgoon, dua orang peneliti memberitahu kita bagaimana mengetahui tanda-tanda kebohongan yang dilihat pada perilaku verbal dan non-verbal.  

Teori Pengurangan Ketidakpastian membahas rasa ketidaknyamanan individu ketika bertemu dengan orang asing. Di teori tersebut dibahas bahwa ketika orang asing bertemu, perhatian utama mereka adalah unuk mengurangi keadaan yang tidak mengenakkan. Jadi, ketika kita bertemu dengan orang asing, kita akan berusaha agar orang tersebut dalam kondisi yang nyaman ketika berkomunikasi dengan kita.

Kita akan mengerti pentingnya makna bagi perilaku manusia dan hubungan antara individu dengan masyarakat dengan mempalajari Teori Interaksi Simbolik. Individu berinteraksi dengan lingkungannya berdasarkan makna yang diberikan pada orang, benda dan peristiwa. Contohnya kita jadi takut jika melihat orang bertopeng hitam yang membawa karung tebal keluar dari sebuah bank. Itu karena lingkungan sosial memberikan makna kepada orang dengan topeng hitam adalah penjahat atau pembunuh. Dalam arti lain adalah ketika orang-orang memiliki interpretasi yang sama mengenai simbol ‘topeng hitam’ yang mereka pertukarkan dalam interaksi. Teori ini baik bagi kita yang ingin mendalami lebih lanjut tentang proses komunikasi dalam hal penyamaan makna.

Jadi sebenarnnya jika kita niat untuk belajar, teori di atas menyenangkan karena dapat di analisis dan di aplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Jangan takut untuk bertanya kepada dosen jika kesulitan dalam mengerti penjelasaan atau bahan bacaan. Kita bertanya kepada dosen tidak hanya di dalam perkuliahan, tapi juga di luar perkuliahan. Ajak teman-teman, kakak tingkat, atau dosen yang lain untuk mendiskusikan teori-teori yang telah dan akan dipelajari, agar bisa saling tahu. Seringlah membaca buku, karena buku menjadi bahan materi tambahan. Terutama jika dibaca sebelum pertemuan agar kita sudah menangkap terlebih dahulu apa yang akan di sampaikan dosen. Selamat belajar dan Tuhan memberkati! (Bima Satria Putra)



Sumber Pustaka:

1.    Marissan, M.A, Psikologi Komunikasi, Ghalia Indonesia, 2010

2.    Drs. Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Remaja Rosdakarya, 2003

3.  West, Richard., Lynn H. Turner Pengantar Teori Komunikasi : Analisis dan Aplikasi buku 1, Penerbit Salemba Humanika, 2009

4.  West, Richard., Lynn H. Turner Pengantar Teori Komunikasi : Analisis dan Aplikasi buku 2, Penerbit Salemba Humanika, 2010

No comments:

Post a Comment

 

Most Reading

Followers